NAMA Flower City Casual (FCC) memang masih cukup asing di kalangan komunitas suporter, khususnya bobotoh Persib. Tapi jangan salah, kiprah FCC tidak bisa dianggap sebelah mata ketika mendukung Maung Bandung berlaga di setiap pertandingannya.
Flower
City Casual (FCC) yang mengandung arti Casual dari Kota Bandung,
merupakan satu dari sekian banyak kelompok suporter Persib yang selalu
hadir Maung Bandung bertanding di kandang sendiri.
Hadir
dengan gaya casualnya dan tentu saja didasari kecintaannya terhadap
Persib, FCC resmi berdiri pada tahun 2005 yang dipelopori oleh 3 orang
pecinta Persib. Karena mempunyai kesamaan hobi dan kecintaan terhadap
berbagai hal berbau Inggris atau British, FCC hadir diantara banyak
kelompok suporter Persib dan memberikan dukungan positif kepada tim
jagoannya.
“Mungkin kita berdiri karena pertama, adanya kesamaan hobi, sama-sama suka Persib. Yang kedua suka kultur Inggris, dalam artian background-nya skindhead dan suka brandsport luar
negeri seperti Adidas (Jerman),” ujar Kiki selaku petinggi FCC, yang
ditemui persibholic.com di Cikapayang beberapa waktu lalu.
Pada
dasarnya FCC ini sama dengan kelompok-kelompok suporter lainnya yang
mendukung Persib, hanya saja yang membedakan mereka adalah dari
penampilan yang apa adanya.
“Ya
kami sehari-hari juga penampilan seperti ini, di stadion pun penampilan
seperti ini. Hanya ingin jadi diri kita sendiri aja” ujar Kiki.
“Yang menjadi ciri khas anggota FCC pertama dilihat dari sepatu, kebanyakan memakai Adidas, traning ellese dan lain-lain. Ya pokoknya kebanyakan memakai brand sport tahun 80-an” lanjut Kiki.
Soal
kemungkinan adanya pandangan-pandangan “miring” yang bisa datang dari
suporter Persib yang lainnya karena adanya perbedaan dari segi
penampilan, Kiki menganggap itu hal yang biasa terjadi kepada kelompok
yang baru muncul.
“Sesuatu
yang baru pasti ada pandangan yang baik dan tidak, itu hal yang wajar.
tapi kita menganggapnya positif saja, mungkin karena kita dan yang
lainnya belum saling mengenal,” tambah Kiki.
FCC ini tidak memiliki struktur organisasi dan keanggotaan formal seperti kelompok-kelompok pendukung Persib lainnya.
“Kami
disini tidak ada struktur organisasinya. Kami disini ya teman sekaligus
keluarga yang sama-sama memiliki hobi yang sama, baik hobi mendukung
Persib maupun dari dandanan,” lanjut Kiki.
Setelah
6 tahun berjalan kelompok ini sudah memiliki 700 orang anggota, tetapi
yang aktif sekitar 200 orang. Kelompok ini selalu setia datang ke
stadion untuk mendukung Persib.
Bukan
hanya partai kandang tetapi partai tandang pun mereka selalu ikut
mendukung Persib terbukti pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan telah
menjadi saksi mereka ketikamendukung Maung Bandung.
Pengisi
setia tribun utara dengan ciri khas flair disaat Persib mencetak gol
ini selain mendukung Persib, FCC juga selalu mengadakan acara musik
secara rutin setiap tahunnya dengan mengundang bintang tamu band-band
yang sering mengisi acara bola.
Kelompok
suporter ini biasanya sering mengadakan kumpul bareng disetiap
minggunya yaitu pada hari jumat malam di taman Cikapayang, Dago.
Terakhir,
mereka menyatakan siapapun bisa bergabung asalkan cinta dan bangga
terhadap Persib Bandung. Dan mereka tidak mewajibkan harus memakai
sepatu adidas, yang penting berpenampilan casual dalam artian stelan
santai seperti yang dipakai sehari-hari.
ULTRAS PERSIB
AGAINST MODERN FOOTBALL
Kamis, 27 Februari 2014
Rabu, 26 Februari 2014
Sejarah Viking The Jakmania Bermusuhan
Penyebabnya sepele dan manusiawi, rasa iri. Iri hati dan sirik inilah yang membuat keduanya bermusuhan. Rentang waktu 1985 hingga 1995 adalah masa keemasan Persib. Sementara Viking yang berdiri tahun 1993 begitu setia mendukung klub kebanggaan warga Jawa Barat itu. Dimanapun Persib bermain, disana pasti ada Viking. Termasuk jika bermain di Jakarta. Semua menjadi lautan biru. Inilah yang membuat anak muda ibukota iri. Selain kejayaan Persib kala itu, kesetiaan Viking membuat hati mereka panas. Saat itu muda-mudi betawi baru mampu membentuk kolompok kecil bernama Persija Fans Club. Walaupun begitu, kebesarkepalaan mereka sudah sangat menjadi. Hingga terjadilah insiden di stadion Menteng. Saat Persija menjamu Maung Bandung pada Liga Indonesia ke-2. Viking membirukan Ibukota dengan sekitar 9000 anggotanya. Sementara Persija Fans Club hanya berjumlah tak lebih dari 1000 orang. Rupanya bocah-bocah betawi itu tak rela kandangnya dikuasai supporter kota lain. Mereka pun membuat ulah. Seakan lupa jumlah mereka tak lebih dari 10% anak-anak Bandung. Hingga akhirnya, mereka mendapatkan akibatnya. Dengan kuantitas yang hanya satu tribun VIP, lemparan batu diarahkan Viking pada lokasi mereka menonton. Dan itu dilakukan Viking di Jakarta. Hal yang tidak berani dilakukan bocah Jakarta di Kota Kembang. . Singkat cerita, pada tahun 1997, muda-mudi ibukota ikut-ikutan membentuk perkumpulan supporter. Mereka menamakannya the jakmania. Kebodohan the jak terekspos keseluruh negeri ketika mereka tak berdaya menghadapi Viking dalam kuis Siapa Berani. Kuis yang menguji wawasan dan kemampuan berpikir. Itu merupakan edisi khusus kuis Siapa Berani, edisi supporter sepak bola. Menghadirkan Viking, the jak, Pasoepati (Solo), Aremania, dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Pemenangnya, Viking. Perwakilan Viking berhasil melewati babak bonus dan berhak atas uang tunai 10 juta rupiah. Seperti biasanya, rasa iri dari the jak muncul. Malu dikalahkan di kotanya sendiri, ketua the jak saat itu, Ferry Indra Syarif memukul Ali, seorang Viker yang menjadi pemenang kuis. Sungguh perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua. Ketuanya saja begitu, apalagi anak buahnya? Kejadian itu terjadi di kantin Indosiar, ketika dilangsungkannya acara pemberian hadiah. Kontan keributan sempat terjadi, namun berhasil diatasi. Kesirikan the jak tak sampai disitu. Mereka menghadang rombongan Viking dalam perjalanan pulang menuju Bandung, tepatnya di pintu tol Tomang. Anak-anak Bandung yang berjumlah 60 orang pulang dengan menggunakan dua mobil Mitsubishi Colt milik Indosiar dan satu mobil Dalmas milik kepolisian. Ketiga mobil ini dihadang sebuah Carry abu-abu. Dua lolos, namun nahas bagi salah satu Mitsubishi Colt yang ditumpangi para anggota Viking. Mobil itu terperangkap gerombolan the jak. Kontan, mobil dirusak, Viking disiksa, dan uang para pendukung pangeran biru itu pun dijarah. Termasuk handphone dan dompet mereka. Tercatat sembilan anggota Viking mengalami luka-luka. Tiga diantaranya terluka parah. Namun sayang, pihak kepolisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan menganiaya anggota Viking Persib Club. Hingga saat ini perseteruan kedua kelompok supporter itu masih terus berlanjut. Viking, yang bersahabat karib dengan klub penggemar sepak bola lainnya ( Bonek, Sakera, Blue Devil, The Lobster, Persikmania, Kampak FC,dll. ) tidak akan pernah berbesar kepala. Viking akan menjaga persahabatan itu sampai kapanpun. Persija pun iri dan ingin menggoyahkan persahabatan ini. Tapi Persija tidak berhasil. Sampai kapanpun kita akan satu… kepolisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan menganiaya anggota Viking Persib Club
Langganan:
Postingan (Atom)
